top of page
Gambar penulisberitakan id

Aksi Lepas Hijab di Iran, Menuai Banyak Kontoversi Massa

Diperbarui: 9 Okt 2022

Source: Kompas.com

Jakarta, Beritakan_id - Demonstrasi atas meninggalnya Mahsa Amini ramai terjadi beberapa hari terakhir.


Kematian Mahsa Amini memicu amarah warga Iran, membuat internet di Iran diblokir, hingga menimbulkan aksi demo di mana-mana.


Lantas, siapa Mahsa Amini?

Jumat (23/9/2022), Mahsa Amini merupakan wanita berusia 22 tahun yang berasal dari Saqqez di provinsi Kurdistan Iran.


Dia sedang jalan-jalan di ibu kota Iran bersama keluarganya pada 13 September.


Tiba-tiba setelah keluar dari stasiun metro di tengah kota Teheran, dia dipaksa masuk ke dalam van milik Gasht e Ershad atau semacam patroli polisi moral.


Patroli menegakkan aturan berpakaian wanita yang telah menjadi hukum di Republik Islam Iran sejak 1979. Mereka mengatakan jilbab Mahsa Amini terlalu longgar.


Mahsa Amini dibawa ke “pusat penahanan Vozara” yang terkenal sebagai tempat para wanita melanggar aturan jilbab. Di sana tempat seseorang diajari tentang penampilannya yang “tidak senonoh”.


Saat berada dalam tahanan polisi, dia mengalami koma dan meninggal tiga hari kemudian.


Klaim sudah mematuhi aturan

Dikutip New York Times, 16 September 2022, polisi tidak memberikan penjelasan kenapa Mahsa Amini ditahan, selain menyangkut aturan hijab.


Menurut ibu Mahsa, putrinya sudah mematuhi aturan dan mengenakan jubah panjang yang longgar.


Dia mengatakan, Mahsa ditangkap saat dia keluar dari kereta bawah tanah bersama saudara laki-lakinya.


Mereka mengaku adalah pengunjung/wisatawan tapi diabaikan polisi.


Pasukan keamanan Iran mengeluarkan pernyataan yang mengeklaim Mahsa Amini tiba-tiba pingsan karena serangan jantung di pusat penahanan, saat menerima pelatihan pendidikan tentang aturan jilbab.


Keluarganya membantah klaim ini, mereka mengatakan dia sehat sempurna sebelum penangkapannya.


Kakaknya, Kiarash Amini mengatakan, dia sedang menunggu di luar pusat penahanan pada hari penangkapannya ketika dia mendengar teriakan dari dalam.


Mahsa Amini diduga mengalami gegar otak

Sebuah ambulans tiba dan seorang saksi yang keluar dari pusat penahanan mengatakan kepadanya bahwa pasukan keamanan telah membunuh seorang wanita muda di dalam.


Mahsa dibawa dari fasilitas penahanan dengan ambulans ke rumah sakit tak lama setelah penangkapannya dan mengalami koma.


Sebuah foto dan video Mahsa Amini yang beredar luas di media sosial pada 15 September menunjukkan dia terbaring tak sadarkan diri di ranjang rumah sakit dengan selang di mulut dan hidungnya. Darah mengalir dari telinganya dan memar di sekitar matanya.


Beberapa dokter Iran mengatakan di Twitter bahwa meskipun mereka tidak memiliki akses ke file medisnya, pendarahan dari telinga menunjukkan dia mengalami gegar otak akibat cedera di kepala.


Ayah Mahsa mengatakan bahwa putrinya tidak memiliki masalah kesehatan atau riwayat masalah jantung.


Dia mengatakan putrinya memar dan pihaknya meminta polisi bertanggung jawab atas kematiannya.


Tuduhan polisi memukuli Mahsa Amini

Para advokat menuduh polisi moral memukuli Mahsa Amini. Tapi polisi menolak tuduhan itu.


Kematian Amini telah memicu kemarahan luas di masyarakat. Baik orang biasa, beberapa pejabat, ulama senior, selebriti, hingga atlet ikut marah atas kejadian tersebut.


Banyak yang mengutuk kekerasan yang tampak terhadapnya dan menyerukan diakhirinya praktik melecehkan serta menahan wanita karena tidak mematuhi aturan jilbab.


Aksi demonstrasi setelah kematian Amini dimulai pada 17 September 2022 dan telah menyebar ke lebih dari 80 kota di Iran.


Sebagian besar demonstrasi terkonsentrasi di barat laut Iran yang berpenduduk Kurdi.


Sebuah kelompok hak asasi manusia mengatakan sedikitnya 31 warga sipil tewas dalam kerusuhan itu, sementara televisi pemerintah menyebutkan jumlah korban tewas 17 orang.


Di Teheran dan beberapa kota Kurdi, pengunjuk rasa membakar kantor polisi dan kendaraan.


Demonstrasi atas kematian Amini adalah yang terbesar di negara itu sejak protes meletus atas kenaikan harga bensin oleh pemerintah.


Di dunia, video yang viral menunjukkan beberapa wanita merobek jilbab sebagai bentuk protes. Ada juga yang memotong rambut mereka saat demo.


Demonstrasi telah terjadi di negara-negara di seluruh dunia, dari Yunani hingga Turki hingga Kanada.

Postingan Terakhir

Lihat Semua

コメント


bottom of page